1. Republik Demokratik Kongo – $300 (GDP per kapita)
Negara ini dulunya dikenal dengan nama Zaire (diantara
tahun 1971-1997). Negara yang menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa
resminya ini kondisinya porak-poranda oleh perang. Perang Kongo kedua pecah
pada tahun 1998. Perang yang melibatkan setidaknya 7 tentara negara asing ini
adalah konflik paling mematikan di dunia sejak Perang Dunia II dimana telah
menewaskan 5.400.000 orang. Di Afrika perang ini disebut sebagai Perang Dunia
Afrika. Diperkirakan pada tahun 2010 setidaknya 45 000 orang di Kongo tewas
setiap bulannya.
Running for cover in the rain at Kibati camp just
North of Goma in the Democratic Republic of Congo (DRC). Fighting between
rebels and government forces has escalated and has forced 250,000 people from
their homes in eastern DRC. Kibati camp is only 20km from the closest pocket of
fighting and has been shelled by the rebels within the last seven days.
November 12, 2008. Photographs by Thomas Lay
(http://www.flickr.com/photos/shelterboxuk/)
Kongo juga dikenal sebagai salah satu tempat terakhir
di bumi yang memiliki suku kanibal. Seseorang dari suku Mbuti kerdil
berkisah bahwa orang-orang mereka diburu dan dimakan seperti binatang oleh
suku-suku tetangga. Memakan manusia adalah cara untuk bertahan hidup dalam
kelaparan yang mempengaruhi sekitar 67% dari populasi. Kongo juga diyakini
sebagai tempat terburuk di dunia untuk wanita, karena ia memiliki tingakat
pemerkosaan paling tinggi dalam setahun. Warga setempat percaya bahwa
“tidur” dengan seorang gadis perawan akan menyembuhkan AIDS.
Camp de Kahe, Kitchanga, Democratic Republic of Congo.
(http://www.flickr.com/photos/unhcr/)
Demikianlah daftar 10 negara termiskin berdasarkan
pengukuran GDP per kapita menurut CIA World Factbook. Saya tidak tahu pasti
apakah hasil kalkulasi dan perangkingan diatas sama dengan data yang dirilis
oleh IMF. Namun yang pasti, data dari CIA World Factbook diatas sangat
layak untuk dijadikan referensi yang valid dan memiliki kredibilitas.
Oh ya, mungkin ada yang bertanya, di ranking berapakah
posisi Indonesia dalam daftar tersebut?
Ternyata Indonesia nangkring di posisi 155 dari 227
negara yang terdaftar. Indonesia yang memiliki $4000 GDP per kapita masih berada
jauh di bawah negara tetangga Singapura (rank 8 dengan $50.300), Malaysia (rank
77 dengan $14.800) dan Thailand diposisi 120. Namun posisi Indonesia masih
sedikit lebih tinggi dibanding Filipina dan Vietnam. Entah, kita harus senang
atau sedih melihatnya?
2. Burundi – $300 (GDP per kapita)
Perang antar suku menjadi pemandangan yang selalu
dapat dijumpai di sini. Burundi sangat miskin dikarenakan mereka tidak pernah
benar-benar punya waktu untuk damai diantara perang sipil yang abadi. Korupsi,
akses masyarakat miskin terhadap pendidikan, dan persentase yang tinggi dari
HIV dan AIDS adalah semua hal yang dikenal mengenai Burundi.
Sekitar 80% dari penduduknya hidup dalam garis
kemiskinan dan menurut Program Pangan Dunia 57% dari anak di bawah 5 tahun
menderita kekurangan gizi kronis. 93% dari pendapatan Burundi berasal dari
penjualan ekspor kopi. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di 178 negara,
penduduk Burundi memiliki kepuasan hidup terendah di dunia dan hampir
seluruhnya hidup bergantung pada bantuan asing.
A Batwa woman with her child in Mirombero Colline in
the Burundian province of Bubanza, north of Bujumbura.
(http://www.flickr.com/photos/un_photo/)
3. Liberia – $500 (GDP per kapita)
Liberia adalah salah satu dari sedikit negara di
Afrika yang belum dijajah oleh bangsa Eropa. Sebaliknya, Liberia didirikan dan
dijajah oleh para budak yang melarikan diri dari Amerika. Budak ini terdiri
elite negara dan mereka mendirikan pemerintahan yang mirip dengan Amerika
Serikat.
Pada tahun 1980 presiden Liberia digulingkan dan
diikuti periode perang sipil. Setelah memakan korban ratusan ribu orang,
Liberia berada dalam krisis ekonomi yang mendalam. Statistik menunjukkan bahwa
sekitar 90% dari penduduk hidup di bawah $ 1,25 /hari. Sebagai salah satu dari
3 negara termiskin di dunia, Liberia memiliki tingkat pengangguran mencapai
85%.
Street scene, Monrovia, Liberia.
(http://www.flickr.com/photos/34587605@N03/)
4. Somalia – $600 (GDP per kapita)
Tidak seperti kebanyakan negara Afrika lainnya,
Somalia belum pernah secara resmi dijajah oleh negara manapun. Upaya Kerajaan
Inggris untuk membangun koloni di sana berhasil dihalau. Sementara Somalia yang
terletak di Afrika Timur itu memiliki hubungan dekat dengan dunia Arab karena
sebagai salah satu anggota Liga Arab. Mungkin karena latar belakang Islam,
Somalia memiliki salah satu tingkat penderita HIV dan infeksi AIDS
terendah. Somalia menjalin persahabatan dengan Uni Soviet untuk membangun
militer terbesar di Afrika. Namun sayangnya itu terbukti tidak efektif untuk
menahan perang sipil yang pecah pada tahun 1991.
One man covering a world of conflict.
(http://www.flickr.com/photos/hotzone)
Dalam beberapa tahun terakhir orang-orang miskin di
Somalia telah menemukan cara baru untuk mendapatkan uang. Hal tersebut tak lain
dengan cara pembajakan kapal internasional dan mengambil kru dan kargo sebagai
sandera. Pembajakan di Somalia telah menjadi begitu umum. Ketika anak-anak muda
tumbuh dewasa mereka ingin menjadi bajak laut karena di situlah uang berada.
Perusahaan internasional diwajibkan membayar uang tebusan kepada bajak laut
antara 1-20 juta dolar hanya untuk mendapatkan kapal kembali. Bahkan
tebusan untuk sebuah kapal tanker yang mengangkut minyak dapat senilai seratus
juta dolar.
Sixteen million people in eastern Africa are in need
of emergency food aid and the threat of starvation is severe, according to
FAO’s latest report on the Food Supply Situation and Crop Prospects in
sub-Saharan Africa. (http://flickr.com/photos/queenofrock/)
5. Guinea-Bissau – $600 (GDP per kapita)
Sebagai salah satu negara dengan GDP per kapita
terendah, lebih dari dua-pertiga dari penduduknya hidup di bawah garis
kemiskinan. Perekonomian terutama bergantung pada pertanian, perikanan, kacang
mete dan kacang tanah sebagai ekspor utama. Suatu periode panjang
ketidakstabilan politik telah menyebabkan aktivitas ekonomi tertekan,
memburuknya kondisi sosial, dan meningkatkan ketidakseimbangan makro-ekonomi.
Setelah beberapa tahun kemerosotan ekonomi dan
ketidakstabilan politik, pada tahun 1997, Guinea-Bissau memasuki sistem moneter
CFA Franc , yang menyebabkan stabilitas moneter internal. Perang sipil yang
terjadi pada tahun 1998 dan 1999 dan kudeta militer pada bulan September 2003
kembali menggangu kegiatan ekonomi.
Mulai sekitar 2005, para pengedar narkoba yang
berbasis di Amerika Latin mulai menggunakan Guinea-Bissau, bersama dengan
beberapa negara tetangga Afrika Barat, sebagai titik transshipment ke
Eropa untuk pengedaran kokain.
They now have to live in crowded tents and makeshift
huts. (http://www.flickr.com/photos/unhcr/)
6. Niger – $700 (GDP per kapita)
Di negara yang beribu kota di Niamey ini lebih dari
80% lanskapnya tertutup oleh luasnya gurun sahara. Sementara di sekitar sungai
Niger, savana banyak dijumpai. Lebih dari 5000 tahun yang lalu lahan tersebut
sebenarnya ditutupi dengan padang rumput subur. Namun perubahan telah terjadi
di 2000 tahun terakhir.
Luas negara ini dua kali ukuran Prancis, namun dari
10.000 km panjang jalan raya yang dimiliki, kurang dari 800 km yang diaspal.
Semua jalan beraspal berada di dalam kota. Tidak ada jalan beraspal yang
menghubungkan kota satu sama lain. Niger adalah eksportir terbesar uranium.
Sama seperti negara-negara miskin lainnya, hanya sekitar 1 dari 4 orang yang
pernah bersekolah. Alutsista Niger juga sangat minim, dimana negara ini hanya
memiliki sekitar 12.000 tentara dan 4 pesawat terbang!
Truck in niger with illegal emmigrants.
(http://www.flickr.com/photos/claudebarutel/)
7. Eritrea – $700 (GDP per kapita)
Lokasi Eritrea memberinya keuntungan mengendalikan
rute laut melalui Terusan Suez. Inilah sebabnya mengapa Italia mendirikan
koloninya hanya setahun setelah pembukaan kanal pada tahun 1869 dan mengapa
Inggris menaklukkannya pada tahun 1941. Eritrea ialah negara yang dituduh oleh
Amerika Serikat karena diduga memiliki hubungan dengan teroris. Pada tahun 2009
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, menuduh Eritrea memasok senjata kepada
kelompok militan al-Shabab Somalia yang diyakini memiliki hubungan dengan Al
Qaeda.
Dalam sejarah diketahui bahwa Firaun Mesir
banyak mendatangkan gajah dari negara ini sebagai salah satu unit
perangnya. Namun akhir-akhir ini populasi gajah hampir punah. Selama 1955 dan
2001 tidak ada gajah-gajah yang terlihat. Diyakini hewan tersebut hampir punah
karena menjadi salah satu korban perang yang sedang berlangsung di Eritrea.
Sebagai tambahan informasi, di negara ini hanya memiliki 824 sekolah dan
2 universitas.
Girl collecting silt on the outermarches of the river
Cacheu. Photography by Ernst Schade (http://www.flickr.com/photos/ernstschade)
8. Republik Afrika Tengah – $700 (GDP per kapita)
Di negara yang beribu kota di Bangui ini kesejahteraan
penduduk sepenuhnya bergantung pada bantuan luar negeri dan berbagai organisasi
nirlaba. Seperti kebanyakan negara-negara miskin lainnya, masalah gizi buruk
dan kelaparan ialah salah satu persoalan yang dihadapi.
Banyaknya pemilik lahan yang menjual hasil panennya ke
luar negeri menjadi salah satu faktor mengapa negara ini kekurangan
pangan. Di tahun 2006, ketika terjadi pemberontakan hebat di negeri ini,
sekitar 5000 orang mati kelaparan.
Rebel in Central African Republic.
(http://www.flickr.com/photos/hdptcar)
9. Afghanistan - $800 (GDP per kapita)
Afghanistan ialah sebuah negara yang relatif miskin,
sangat bergantung pada pertanian dan peternakan. Ekonominya melemah akibat
kerusuhan politik dan militer terkini, tambahan kemarau panjang merupakan kesulitan
bangsa antara 1998-2001. Sebagian penduduk mengalami krisis pangan, sandang,
papan, dan minimnya perawatan kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh operasi
militer dan ketidakpastian politik. Inflasi menyisakan banyak masalah.
Kabul, Afghanistan.
Lebih dari 70% penduduknya hidup dengan kurang dari
$2/harinya. Perekonomian Afghanistan yang porak-poranda oleh perang tetap
bergantung pada poppy. Negara ini ialah penghasil opium (karet kering yang
disarikan dari sari biji poppy) terkemuka di dunia. Opium merupakan bahan
dasar pembuatan heroin.
Inside the Red Cross hospital in Kabul children wake
up from the nightmare of stepping on landmines while trying to bring home food
for their mothers, brothers and sisters. Copyright: Nick Rain (http://www.flickr.com/photos/nickrainimages
10. Mozambik – $900 (GDP per kapita)
Republik Mozambik adalah sebuah negara di Afrika
bagian selatan yang berbatasan dengan Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania,
Malawi, Zambia dan Zimbabwe. Mozambik merupakan anggota Komunitas Negara-Negara
Berbahasa Portugis dan Persemakmuran. Ibu kota sekaligus kota terbesarnya ialah
Maputo yang terletak di penghujung bagian selatan.
Three men carry a slaughtered goat away from the river
bed of the Zambezi. On the left, wrecks of army trucks. Photography by Ernst
Schade (http://www.flickr.com/photos/ernstschade/)
Menurut data IMF, antara tahun 1994-2006, rata-rata
pertumbuhan GDP tahunan negara ini sekitar 8%. Walaupun demikian, Mozambik
tetap menjadi salah salah satu negara termiskin dan paling terbelakang di
dunia. Kondisi perekonomian negara ini semakin diperparah dengan berabagai
macam problematika hidup penduduknya seperti pecahnya perang saudara hingga
gizi buruk yang banyak menimpa anak-anak.
No comments:
Post a Comment